Kepala sama berambut namun pikiran berbeda-beda. Tentunya, cara
dan sudut pandangpun bisa berbeda walau fokus kita sama, misalnya
tentang Waduk Darma meliputi Kawasan Wisatanya. Cerita dan penilaian
seseorang terhadap tempat tersebut bisa bervariasi, tergantung suasana
perasaan hati: iri, keki, dendam, benci, kecewa, atau suka. Dari rasa
yang sebenarnya ditujukan kepada manusia (seseorang atau golongan),
akhirnya alam indah Waduk Darma yang tidak berdosa terkena imbasnya. Sebuah contoh kecil: "Wah, ngapain main ke
Waduk Darma, Obyek Wisata jelek kagak ada apa-apanya!" celoteh seseorang
dengan ketus.
Coba kita cermati kalimat umpatan semacam tadi, yang jelek itu apanya, atau siapa…? Ternyata setelah ditelusuri kenapa seseorang berkata demikian, alasannya sederhana: Karena masuk lokasi Wisata Waduk Darma harus bayar tiket. Sementara di lain pihak, ada yang merasa tarif nginap di Villa kemahalan tidak seimbang dengan fasilitas yang tersedia buat konsumen. Hanya karena itulah di antaranya, Kawasan Wisata yang lugu tak berbuat ulah, harus kena getahnya: "Dikata-katain jelek dan segala macamnya".
Kaitannya dengan Waduk Darma, sebagaimana telah kita maklumi, bahwa fungsi tempat tersebut adalah penampung air dan
merupakan sumber pengairan buatan manusia terbesar di Kabupaten
Kuningan. Pasang dan surutnya volume air di Waduk Darma sudah menjadi
kebiasaan, jangan aneh. Orang yang jeli terhadap kondisi tersebut,
mereka cepat tanggap dan segera muncul ide cerahnya guna beradaptasi.
Bila volume air Waduk Darma penuh, kegiatan apa yang cocok dilakukan dan
menyenangkan (mendatangkan penghasilan). Serta bila volume airnya surut
sampai mengering berbulan-bulan, aktivitas apa yang harus dikerjakan di
atas lahan tersebut agar bisa menghidupi. Begitulah kurang lebihnya
pemikiran orang-orang yang kreatif untuk beradaptasi dengan alam sesuai
kemampuan dan keahlian masing-masing.
Coba kita cermati kalimat umpatan semacam tadi, yang jelek itu apanya, atau siapa…? Ternyata setelah ditelusuri kenapa seseorang berkata demikian, alasannya sederhana: Karena masuk lokasi Wisata Waduk Darma harus bayar tiket. Sementara di lain pihak, ada yang merasa tarif nginap di Villa kemahalan tidak seimbang dengan fasilitas yang tersedia buat konsumen. Hanya karena itulah di antaranya, Kawasan Wisata yang lugu tak berbuat ulah, harus kena getahnya: "Dikata-katain jelek dan segala macamnya".
Terlepas
dari semua itu, mari kita tengok sebagian kecil hikmah dari alam Waduk Darma. Pasang dan surut perairan Bendungan di Wilayah Barat Daya Kuningan ini, bagi orang-orang
yang kreatif dan kritis dalam cara pandang serta pemikiran untuk tetap
maju guna mempertahankan diri menjalani kehidupan, sungguh banyak
manfaat yang akan didapat. Intinya, sebagai manusia yang berakal, jangan
memaksa alam dengan segala cara harus berubah setiap saat mengikuti
kehendak kita. Pekerjaan itu akan sulit dan hanya membuat susah yang
berkepanjangan. Alangkah bijak, kita sebagai manusia harus berusaha menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan alam. Jika prilaku tersebut dapat dilaksanakan, maka akan mencuatlah kalimat mutiara, "Berbahagialah bagi orang-orang yang bisa menempatkan diri (beradaptasi) dengan alam dan lingkungan di sekitarnya".
Seorang demonstrasi
penunggang Zet Sky yang terabadikan oleh Fotografer Wisata Waduk Darma, ini merupakan satu contoh aktivitas yang jelas-jelas disesuaikan
dengan kondisi perairan Waduk Darma dan rupanya atraksi tersebut adalah
kesenangan dari orang yang sering berkunjung atau sebelumnya, penggemar
Zet Sky itu telah mengetahui kondisi alam lingkungan di Kawasan Wisata
Air terluas Kabupaten Kuningan sehingga, usaha membawa mainan
kesayangannya tidaklah sia-sia, karena tepat pada waktu itu keberadaan
Waduk Darma volume airnya cukup mendukung bagi permainan Zet Sky.
Rentetan
aksi kebut-kebutan di perairan Kawasan Wisata merupakan kegiatan yang kesekian kalinya dilakukan oleh pengunjung.
Tidak menutup kemungkinan, aktivitas tersebut bisa menjadi perhatian
pengembang kreatif sebagai cikal-bakal, dasar kajian untuk membuat
konsep penataan Kawasan Wisata Air yang menjanjikan di masa mendatang.
Dalam
kondisi lain, bila keadaan Waduk Darma mengering berbulan-bulan, keadaan
itu pula cukup menjanjikan bagi masyarakat setempat yang kreatif, gemar
bercocok tanam palawija, menanam jagung misalnya. Atau menanam tanaman
palawija yang cenderung berumur pendek, bisa dipanen dalam waktu beberapa bulan seperti halnya kacang tanah serta kacang panjang.
Becocok tanam di lahan tersebut hasilnya cukup menjanjikan juga karena
memang kalau Waduk Darma mengering, keadaan tanahnya cukup subur dan
gembur. Jadi, jika lahan itu tidak dimanfaatkan, maka akan mubadzir tidak
terpelihara, dipenuhi rerumputan semak belukar yang sudah barang tentu
akan mengganggu Kawasan Wisata Air dan lebih sulit penyiangannya
menjelang musim penghujan tiba.
IklanAsiN - ProductioN