Selasa, 17 Desember 2013

Pasang-Surut Waduk Darma Menjanjikan

Kepala sama berambut namun pikiran berbeda-beda. Tentunya, cara dan sudut pandangpun bisa berbeda walau fokus kita sama, misalnya tentang Waduk Darma meliputi Kawasan Wisatanya. Cerita dan penilaian seseorang terhadap tempat tersebut bisa bervariasi, tergantung suasana perasaan hati: iri, keki, dendam, benci, kecewa, atau suka. Dari rasa yang sebenarnya ditujukan kepada manusia (seseorang atau golongan), akhirnya alam indah Waduk Darma yang tidak berdosa terkena imbasnya. Sebuah contoh kecil: "Wah, ngapain main ke Waduk Darma, Obyek Wisata jelek kagak ada apa-apanya!" celoteh seseorang dengan ketus.

Coba kita cermati kalimat umpatan semacam tadi, yang jelek itu apanya, atau siapa…? Ternyata setelah ditelusuri kenapa seseorang berkata demikian, alasannya sederhana: Karena masuk lokasi Wisata Waduk Darma harus bayar tiket. Sementara di lain pihak, ada yang merasa tarif nginap di Villa kemahalan tidak seimbang dengan fasilitas yang tersedia buat konsumen. Hanya karena itulah di antaranya, Kawasan Wisata yang lugu tak berbuat ulah, harus kena getahnya: "Dikata-katain jelek dan segala macamnya".

Terlepas dari semua itu, mari kita tengok sebagian kecil hikmah dari alam Waduk Darma. Pasang dan surut perairan Bendungan di Wilayah Barat Daya Kuningan ini, bagi orang-orang yang kreatif dan kritis dalam cara pandang serta pemikiran untuk tetap maju guna mempertahankan diri menjalani kehidupan, sungguh banyak manfaat yang akan didapat. Intinya, sebagai manusia yang berakal, jangan memaksa alam dengan segala cara harus berubah setiap saat mengikuti kehendak kita. Pekerjaan itu akan sulit dan hanya membuat susah yang berkepanjangan. Alangkah bijak, kita sebagai manusia harus berusaha menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan alam. Jika prilaku tersebut dapat dilaksanakan, maka akan mencuatlah kalimat mutiara, "Berbahagialah bagi orang-orang yang bisa menempatkan diri (beradaptasi) dengan alam dan lingkungan di sekitarnya".

Kaitannya dengan Waduk Darma, sebagaimana telah kita maklumi, bahwa fungsi tempat tersebut adalah penampung air dan merupakan sumber pengairan buatan manusia terbesar di Kabupaten Kuningan. Pasang dan surutnya volume air di Waduk Darma sudah menjadi kebiasaan, jangan aneh. Orang yang jeli terhadap kondisi tersebut, mereka cepat tanggap dan segera muncul ide cerahnya guna beradaptasi. Bila volume air Waduk Darma penuh, kegiatan apa yang cocok dilakukan dan menyenangkan (mendatangkan penghasilan). Serta bila volume airnya surut sampai mengering berbulan-bulan, aktivitas apa yang harus dikerjakan di atas lahan tersebut agar bisa menghidupi. Begitulah kurang lebihnya pemikiran orang-orang yang kreatif untuk beradaptasi dengan alam sesuai kemampuan dan keahlian masing-masing.

Seorang demonstrasi penunggang Zet Sky yang terabadikan oleh Fotografer Wisata Waduk Darma, ini merupakan satu contoh aktivitas yang jelas-jelas disesuaikan dengan kondisi perairan Waduk Darma dan rupanya atraksi tersebut adalah kesenangan dari orang yang sering berkunjung atau sebelumnya, penggemar Zet Sky itu telah mengetahui kondisi alam lingkungan di Kawasan Wisata Air terluas Kabupaten Kuningan sehingga, usaha membawa mainan kesayangannya tidaklah sia-sia, karena tepat pada waktu itu keberadaan Waduk Darma volume airnya cukup mendukung bagi permainan Zet Sky.

Rentetan aksi kebut-kebutan di perairan Kawasan Wisata merupakan kegiatan yang kesekian kalinya dilakukan oleh pengunjung. Tidak menutup kemungkinan, aktivitas tersebut bisa menjadi perhatian pengembang kreatif sebagai cikal-bakal, dasar kajian untuk membuat konsep penataan Kawasan Wisata Air yang menjanjikan di masa mendatang.

Dalam kondisi lain, bila keadaan Waduk Darma mengering berbulan-bulan, keadaan itu pula cukup menjanjikan bagi masyarakat setempat yang kreatif, gemar bercocok tanam palawija, menanam jagung misalnya. Atau menanam tanaman palawija yang cenderung berumur pendek, bisa dipanen dalam waktu beberapa bulan seperti halnya kacang tanah serta kacang panjang. Becocok tanam di lahan tersebut hasilnya cukup menjanjikan juga karena memang kalau Waduk Darma mengering, keadaan tanahnya cukup subur dan gembur. Jadi, jika lahan itu tidak dimanfaatkan, maka akan mubadzir tidak terpelihara, dipenuhi rerumputan semak belukar yang sudah barang tentu akan mengganggu Kawasan Wisata Air dan lebih sulit penyiangannya menjelang musim penghujan tiba.

IklanAsiN - ProductioN