Ada tempat bagus di Kuningan, yaitu Bumi Perkemahan Palutungan
dan Curug Ciputri. Tapi hati-hati, di sana angker meski banyak
pengunjungnya, kata seorang teman ketika ditanya tentang tempat wisata
yang menarik untuk dikunjungi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kepopuleran
tentang keangkeran itu membuat tempat tersebut pernah dijadikan lokasi
program uji keberanian yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi
swasta.
Kesan mistis adanya seorang putri yang menunggu didaerah
itu membuat banyak pengunjung yang datang dengan berbagai alasan dan lebih
dari sekadar berwisata. Ada yang ingin segera dapat jodoh atau pekerjaan
setelah mandi dibawah curug (air terjun). Aktivitas itu akan terasa
ketika mendekati bulan puasa atau hari tertentu yang dikeramatkan.
Salah seorang mantan penjaga bumi perkemahan dan curug tersebut mengemukakan, banyak
warga masyarakat dan pengunjung yang menganggap tempat itu perlu
didatangi, khususnya bagi mereka yang ingin meminta berkah, padahal semuanya itu tidak benar. Tempat tersebut murni sebagai lokasi
air terjun yang bisa dinikmati untuk melepas penat dan melupakan sejenak aktivitas sehari-hari.
"Tetapi, lama-kelamaan anggapan itu mengganggu juga. Banyak calon pengunjung takut
datang ke sini. Mereka takut terjadi sesuatu yang buruk", kata seorang mantan penjaga bumi perkemahan dan curug tersebut.
Indah, tapi kurang terkenal
Bumi
Perkemahan Palutungan dan Curug Ciputri terletak di Desa Palutungan, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Tempat wisata ini berada 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ini merupakan salah satu alternatif tempat liburan yang ada di Kuningan.
Meski mempunyai pemandangan
indah, nama kedua tempat ini tidak sehebat tempat wisata lain di
Kuningan, seperti Waduk Darma, Curug si Domba, Sumur Tujuh Cibulan,
Taman Purbakala Cipari, Kolam Ikan Dewa Cigugur, Gedung Linggarjati, dan
Telaga Remis. Mitos keangkerannya sering kali lebih mudah dikenali
ketimbang keindahannya.
Pemandangan dan aktivitas warga setempat dalam perjalanan ke lokasi itu merupakan sesuatu yang jarang ditemukan di kota besar. Di kanan dan kiri jalan sekitar kaki Gunung
Ciremai (3.078 mdpl) misalnya, banyak sekali lahan yang ditanami
sayur-mayur dan budi daya sapi perah. Bahkan jika beruntung, pengunjung
bisa menyaksikan pemanenan, pembersihan sayuran, dan pendistribusian
sayuran tersebut. Sementara itu bagi pemeluk agama Katolik, jika ingin
sekaligus mendapatkan wisata religius bisa menyempatkan diri ke Goa Maria Totombok yang berada di Cisantana.
Tempat ini juga merupakan salah satu dari
tiga jalur pendakian menuju puncak Gunung Ciremai. Meski merupakan jalur
terpanjang, pendaki lebih memilih lewat sini karena merupakan rute
paling mudah. Untuk bisa sampai ke Bumi Perkemahan dan Curug Ciputri, calon pengunjung dari Cirebon bisa
melewati kota Kuningan yang berada di ketinggian 466 mdpl, menuju
Kecamatan Cigugur. Selain menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung juga
bisa menggunakan bus atau angkutan yang disebut travel (minibus).
Pengunjung
asal Bandung bisa menggunakan bus ekonomi dengan tarif Rp 20.000,- atau
Rp 30.000,- (bus eksekutif) menuju Cirebon. Dari Terminal Cirebon,
perjalanan dilanjutkan dengan angkutan umum menuju Kuningan yang biayanya Rp 5.000,- per orang. Di Kuningan pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum bernomor 16 jurusan Kuningan-Palutungan.
Pengunjung asal Jakarta bisa menggunakan bus
ekonomi (jurusan Kuningan) dengan tarif Rp 30.000,- atau bus eksekutif
yang bertarif Rp 40.000,-. Dari Kuningan, pengunjung bisa menggunakan
jalur yang sama dengan jurusan Kuningan-Palutungan. Tarifnya Rp 2.000-Rp
3.000 per orang.
Atau bila mau, pengunjung yang datang dalam
jumlah tidak besar bisa menggunakan ojek motor setibanya di Kuningan.
Meski tarif lebih mahal Rp 10.000-Rp 20.000 per orang, pengunjung bisa
merasakan langsung angin sejuk selama di perjalanan.
Sesampainya
di Palutungan, pengunjung yang datang dalam jumlah besar biasanya
langsung memesan tempat untuk berkemah. Namun, pengunjung dalam kelompok
kecil dan tidak ingin menginap bisa langsung ke Curug Ciputri.
Bumi Perkemahan Palutungan dan Curug Ciputri merupakan
tempat di Kuningan yang sepenuhnya dibuat oleh alam. Bumi perkemahan
dibuka terlebih dahulu sekitar tahun 1984, sedangkan kawasan Curug
Ciputri dibuka untuk umum pada tahun 1989. Dengan luas sekitar 9
hektar dan dikelilingi pohon pinus, bumi perkemahan menjadi tempat
menarik untuk menghabiskan malam. Bahkan bila jenuh, malam hari
pengunjung bisa keluar dari area perkemahan untuk melihat gemerlap lampu
Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan dari jalan Desa Palutungan.
Setelah
menikmati malam, pagi harinya pengunjung bisa mandi di bawah curug yang
mempunyai mata air jauh di dalam hutan Gunung Ciremai. Mereka yang ingin menikmati sensasi lebih bisa mandi di bawah curug yang
ketinggiannya mencapai 12 meter. Mereka yang ingin berendam bisa memanfaatkan bendungan air yang terdapat di undakan kedua aliran sungai. Jalan
yang kami buat diusahakan tetap alami, kami menyusunnya dari tanah dan
bebatuan kali. Hal ini harus kami buat karena selain jalan ini, tidak
ada jalan sama sekali menuju ke bawah.
Keadaan umum
Luas
wisata Palutungan adalah 9.3ha terletak di RPH Cigugur BKPH Linggarjati, KPH Kuningan. Secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan. Wana wisata ini terletak pada
ketinggian 1.100-1.150 mdpl, konfigurasi lapangan umumnya berbukit.
Kawasan ini mempunyai curah hujan 3.000mm/tahun dengan suhu udara 24-27C.
Potensi kawasan
Wana
wisata ini terdiri dari 9ha hutan tanaman pinus merkusi, sumber air
yang ada berupa mata air gejala alam/potensi visual lanskipe didalam
kawasan yang mempunyai karakteristik khas adalah hutan tanaman.
Potensi Wisata
Wana
wisata ini digunakan untuk wisata harian dan wisata berkemah. Kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan adalah piknik dan olahraga volley
ball.
Fasilitas
Jenis fasilitas yang ada adalah loket karcis,
papan petunjuk, pusat informasi, instalasi air, shelter, tempat parkir,
tempat duduk, MCK, lapangan upacara, lapangan volley, umumnya fasilitas
tersebut dalam keadaan kurang terawat.
Aksesbilitas
Wana
wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Cigugur (8km), dari Kabupaten Kuningan
(11km). Kondisi jalan umumnya baik (beraspal), dapat dilalui kendaraan
roda empat.
IklanAsiN - ProductioN